Kecakapan dasar dalam membaca, menulis, dan menghitung (calistung) adalah fondasi penting bagi pendidikan. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa banyak anak zaman sekarang mengalami kesulitan dalam keterampilan dasar ini. Fenomena ini bukan sekadar kekurangan anak dalam kemampuan kognitif, tetapi juga berkaitan dengan banyak faktor lingkungan, teknologi, dan pola pengajaran. Berikut ini akan dibahas penyebab utama kesulitan ini dan beberapa solusi yang ditawarkan oleh para ahli.
Penyebab Sulitnya Anak Menguasai Calistung
1. Terlalu Dini Terpapar Gadget
Penggunaan gadget pada anak kecil cenderung mengurangi intensitas mereka dalam membaca dan menulis secara konvensional. Menurut Dr. Victoria Dunckley, seorang psikiater anak dan remaja, anak-anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar cenderung mengalami penurunan kemampuan kognitif, termasuk fokus dan daya ingat. Hal ini dikarenakan stimulasi dari layar gadget yang terlalu cepat membuat otak anak kurang terlatih dalam mengembangkan kemampuan berpikir mendalam yang penting dalam proses membaca dan menulis.
2. Metode Pengajaran yang Kurang Fleksibel
Di era ini, banyak metode pengajaran yang masih berfokus pada pendekatan tradisional. Prof. Sugeng Wiyanto, pakar pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia, mengatakan bahwa kurikulum yang terlalu kaku membuat sebagian anak sulit mengikuti pelajaran, terutama bagi anak-anak yang membutuhkan pendekatan pembelajaran yang lebih fleksibel atau berbasis pengalaman langsung. Tanpa metode yang adaptif, anak cenderung kehilangan minat dalam belajar calistung.
3. Kurangnya Minat dan Motivasi Belajar
Lingkungan keluarga dan sekolah memiliki peran penting dalam membangun minat anak terhadap calistung. Banyak orang tua yang kurang mengajak anak membaca bersama atau mengenalkan dunia tulisan sejak dini. Dr. Kimberly Noble, profesor ilmu saraf dan pendidikan dari Columbia University, menyebutkan bahwa anak-anak yang kurang distimulasi dalam hal literasi di rumah biasanya kesulitan dalam membaca di sekolah. Anak juga membutuhkan lingkungan yang mendukung motivasi, yang kerap kali luput dari perhatian.
4. Kurangnya Interaksi Sosial dan Kegiatan Fisik
Interaksi sosial, permainan fisik, dan aktivitas yang melibatkan kreativitas sangat penting bagi perkembangan anak. Penelitian dari Harvard University menyebutkan bahwa anak yang kurang aktif secara sosial cenderung mengalami kesulitan dalam konsentrasi, yang akhirnya mempengaruhi kemampuan mereka dalam calistung. Banyak anak zaman sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan teknologi sehingga interaksi sosial mereka berkurang, yang berdampak pada motivasi belajar dan kemampuan kognitif.
5. Pandemi COVID-19 dan Pembelajaran Jarak Jauh
Dampak pandemi juga menjadi salah satu alasan keterlambatan dalam kemampuan calistung anak. Sejak pandemi, banyak anak belajar dari rumah dan mengandalkan teknologi untuk mendapatkan materi. Studi dari World Bank pada 2022 menunjukkan bahwa lebih dari 30% anak usia sekolah mengalami kesulitan dalam membaca dasar akibat minimnya interaksi langsung dengan guru dan teman sebaya selama pembelajaran jarak jauh.
### Solusi untuk Mengatasi Masalah Calistung pada Anak
1. Pembatasan Penggunaan Gadget
Membatasi waktu layar anak sangat penting. Para ahli, seperti Dr. Dunckley, merekomendasikan pembatasan waktu layar pada anak prasekolah hingga dua jam sehari dan memprioritaskan kegiatan non-digital seperti membaca, menggambar, atau bermain bersama keluarga. Anak yang tidak bergantung pada gadget akan lebih mudah memfokuskan diri dalam kegiatan belajar.
2. Metode Pembelajaran yang Lebih Interaktif dan Menarik
Prof. Sugeng Wiyanto menyarankan metode pembelajaran yang lebih menyenangkan dan interaktif, misalnya dengan menggunakan media visual atau pendekatan bermain. Dengan metode yang lebih menarik, anak akan lebih mudah memahami dan menikmati proses belajar. Pengajaran yang berfokus pada pengalaman langsung, misalnya melalui permainan atau kegiatan praktis, juga bisa membantu meningkatkan kemampuan calistung.
3. Membangun Budaya Literasi di Rumah
Orang tua sebaiknya melibatkan anak dalam aktivitas membaca dan menulis sehari-hari. Dr. Noble merekomendasikan agar orang tua menyediakan waktu khusus untuk membaca bersama anak, bahkan jika hanya 10–15 menit setiap hari. Dengan kebiasaan ini, anak akan tumbuh dengan minat alami terhadap membaca dan menulis, yang bisa meningkatkan kemampuannya dalam calistung.
4. Menyeimbangkan Aktivitas Belajar dengan Bermain dan Interaksi Sosial
Para ahli dari Harvard menekankan pentingnya memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, berinteraksi dengan teman sebayanya, dan melakukan aktivitas fisik. Bermain dan berinteraksi langsung dapat membantu anak mengembangkan kemampuan konsentrasi, ketahanan, dan keterampilan sosial, yang semuanya berdampak positif pada kemampuan calistung.
5. Mengoptimalkan Pembelajaran Tatap Muka
Setelah pandemi, para ahli pendidikan menyarankan untuk memaksimalkan interaksi tatap muka antara guru dan murid di kelas. Menurut penelitian dari UNESCO, pembelajaran tatap muka secara langsung memiliki dampak positif dalam meningkatkan pemahaman anak terhadap calistung karena anak bisa mendapatkan umpan balik dan arahan yang lebih tepat dari guru.
Kesimpulan
Kemampuan membaca, menulis, dan menghitung adalah fondasi penting yang mendukung pendidikan anak di masa depan. Penyebab utama kesulitan anak zaman sekarang dalam calistung banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan teknologi. Para ahli berpendapat bahwa pendekatan pendidikan yang lebih adaptif, pembatasan penggunaan gadget, serta peran aktif orang tua dalam membangun budaya literasi dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan perhatian khusus dari berbagai pihak, baik orang tua, guru, maupun lingkungan, anak-anak dapat terbantu dalam mengembangkan kemampuan calistungnya.
0 komentar:
Post a Comment